Mengejutkan! Gunung Tangkuban Perahu Simpan Misteri Bau Mistis

Siapa yang tidak paham dengan Gunung Tangkuban Perahu?. Keindahan pemandangan alam, rimba serta kawah, bawa daya tariik siapapun yang bertandang. Apalag waktu lalu, Tangkuban Parahu alami erupsi. Gunung yang ada pada ketinggian 2085 mtr. di atas permukaan laut ini serta kental dengan legenda tatar Pasundan Sangkuriang, simpan beberapa jenis narasi.
Dari zaman dulu sampai saat ini, pengunjung atau pendaki gunung sering alami insiden mistis serta aneh, dari mulai lihat penampakan sampai tersesat di rimba.
Salah satunya kejadian yang pernah berlangsung ialah keluarnya asap hitam yang benar-benar tebal dari Kawah Ratu. Momen itu dilihat langsung anak dari juru kunci atau kuncen Tangkuban Parahu, Emak Aling, waktu nenek yang sekarang berumur 83 tahun lebih itu dibawa orangtuanya, Madpai binti Nawapi untuk lihat kawah Tangkuban Parahu.
Didapati wartawan dirumahnya di Kampung Gamblok RT.06/RW.07 Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Emak Aling akui pernah dianak bapaknya ke kawah ratu.
"Waktu emak usianya 10 tahunan dibawa bapak kesana, tuturnya agar tahu kawah. Lantas ada seorang anak kecil yang bicara ikan mas, mendadak langsung keluar kabut hitam benar-benar pekat, hingga tangan juga tidak kelihatan," katanya.
Meskipun sampai sekarang tidak paham apa sebabnya, emak yakin bila orang-tua pada zaman dulu pantangan bawa ikan mas ke Tangkuban Parahu.
“Jangankan bawa, mengucapakan kata ikan mas juga dilarang jika ke Tangkuban Parahu," katanya.
Mitos yang lain serta sedikit orang yang mengetahui ialah bila di Kawah Ratu ada keraton yang benar-benar istimewa sampai sekumpulan orang yang bermain gamelan, tapi hal mistis itu cuma bisa disaksikan oleh orang khusus saja.
Menurut cerita yang dikisahkan nenek moyang warga seputar Tangkuban Parahu, keraton itu benar-benar angker sebab adalah tempat bersemayamnya arwah beberapa leluhur, dan adalah pusat kerajaan bangsa jin.
Emak Aling serta masih ingat saat sesudah zaman kemerdekaan, bekas Presiden Soekarno pernah meluangkan bertandang serta lakukan ritual di seputar Kawah Ratu.
"Waktu bergerak remaja, emak lihat bapak Soekarno di Kawah Ratu. Pada saat itu belum seramai seperti saat ini, belumlah ada warung-warung pedagang. Dahulu itu hanya ada dua bangunan di seputar kawah, yakni menara pengawas serta restoran. Bangunannya belum tembok, masih kayu," jelasnya dalam bahasa sunda.
Aling meneruskan, cerita zaman dulu yang berlangsung di Tangkuban Parahu sempat juga dirasakan pedagang yang tengah menanti konsumen. Pedagang itu akui lihat sesosok penunggang kuda misterius yang mendadak langsung lenyap.
"Si penjaga warung itu katakan 'mudah-mudahan aya jurig tumpak kuda (ada jin naik kuda)' sebab warungnya benar-benar sepi. Tidak diduga, nyatanya hadir seperti orang naik kuda, sesudah mendekat ke warung, penunggang kuda itu lantas lenyap," katanya.
Emak mengatakan, ketentuan yang perlu ditaati pengunjung atau pendaki di Tangkuban Parahu ialah jaga sopan santun, jangan sompral, tidak membunuh satwa liar seputar rimba dan taat pada tradisi istiadat masyarakat ditempat.
Tetapi lepas dari mitos serta narasi mistis yang berlangsung, masyarakat ditempat yakin bila Tangkuban Parahu sampai sekarang masih angker. Oleh karenanya, komune tradisi di seputar kaki gunung masih menggenggam teguh warisan karuhun dengan teratur membuat ruwatan serta tolak bala supaya dihindarkan dari bencana.
"Orang-tua dahulu kala seringkali membuat adat ruwatan di Kawah Ratu dengan bawa beberapa sesajen seperti rujak kelapa, pisang, roti, candil, sayur kelor, ayam bakakak, tumpeng dan sebagainya, persisnya pada malam Selasa serta malam Jumat Kliwon," paparnya.
Tetapi bersamaan perubahan zaman, kepedulian pada alam serta keyakinan jaga warisan budaya jadi penghormatan pada penguasa gunung serta rimba makin habis terkikis.
"Ruwatan ialah adat keyakinan nenek moyang semenjak zaman dulu. Bukan bentuk kemusyrikan, sebab tidak ada Tuhan tidak hanya Allah yang pantas disembah," pungkasnya.Budaya serta Wisata - Gunung Tangkuban Perahu Simpan Misteri Bau Mistis
Siapa yang tidak paham dengan Gunung Tangkuban Perahu?. Keindahan pemandangan alam, rimba serta kawah, bawa daya tariik siapapun yang bertandang. Apalag waktu lalu, Tangkuban Parahu alami erupsi. Gunung yang ada pada ketinggian 2085 mtr. di atas permukaan laut ini serta kental dengan legenda tatar Pasundan Sangkuriang, simpan beberapa jenis narasi.
Dari zaman dulu sampai saat ini, pengunjung atau pendaki gunung sering alami insiden mistis serta aneh, dari mulai lihat penampakan sampai tersesat di rimba.
Salah satunya kejadian yang pernah berlangsung ialah keluarnya asap hitam yang benar-benar tebal dari Kawah Ratu. Momen itu dilihat langsung anak dari juru kunci atau kuncen Tangkuban Parahu, Emak Aling, waktu nenek yang sekarang berumur 83 tahun lebih itu dibawa orangtuanya, Madpai binti Nawapi untuk lihat kawah Tangkuban Parahu.
Didapati wartawan dirumahnya di Kampung Gamblok RT.06/RW.07 Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Emak Aling akui pernah dianak bapaknya ke kawah ratu.
"Waktu emak usianya 10 tahunan dibawa bapak kesana, tuturnya agar tahu kawah. Lantas ada seorang anak kecil yang bicara ikan mas, mendadak langsung keluar kabut hitam benar-benar pekat, hingga tangan juga tidak kelihatan," katanya.
Meskipun sampai sekarang tidak paham apa sebabnya, emak yakin bila orang-tua pada zaman dulu pantangan bawa ikan mas ke Tangkuban Parahu.
“Jangankan bawa, mengucapakan kata ikan mas juga dilarang jika ke Tangkuban Parahu," katanya.
Mitos yang lain serta sedikit orang yang mengetahui ialah bila di Kawah Ratu ada keraton yang benar-benar istimewa sampai sekumpulan orang yang bermain gamelan, tapi hal mistis itu cuma bisa disaksikan oleh orang khusus saja.
Menurut cerita yang dikisahkan nenek moyang warga seputar Tangkuban Parahu, keraton itu benar-benar angker sebab adalah tempat bersemayamnya arwah beberapa leluhur, dan adalah pusat kerajaan bangsa jin.
Emak Aling serta masih ingat saat sesudah zaman kemerdekaan, bekas Presiden Soekarno pernah meluangkan bertandang serta lakukan ritual di seputar Kawah Ratu.
"Waktu bergerak remaja, emak lihat bapak Soekarno di Kawah Ratu. Pada saat itu belum seramai seperti saat ini, belumlah ada warung-warung pedagang. Dahulu itu hanya ada dua bangunan di seputar kawah, yakni menara pengawas serta restoran. Bangunannya belum tembok, masih kayu," jelasnya dalam bahasa sunda.
Aling meneruskan, cerita zaman dulu yang berlangsung di Tangkuban Parahu sempat juga dirasakan pedagang yang tengah menanti konsumen. Pedagang itu akui lihat sesosok penunggang kuda misterius yang mendadak langsung lenyap.
"Si penjaga warung itu katakan 'mudah-mudahan aya jurig tumpak kuda (ada jin naik kuda)' sebab warungnya benar-benar sepi. Tidak diduga, nyatanya hadir seperti orang naik kuda, sesudah mendekat ke warung, penunggang kuda itu lantas lenyap," katanya.
Emak mengatakan, ketentuan yang perlu ditaati pengunjung atau pendaki di Tangkuban Parahu ialah jaga sopan santun, jangan sompral, tidak membunuh satwa liar seputar rimba dan taat pada tradisi istiadat masyarakat ditempat.
Tetapi lepas dari mitos serta narasi mistis yang berlangsung, masyarakat ditempat yakin bila Tangkuban Parahu sampai sekarang masih angker. Oleh karenanya, komune tradisi di seputar kaki gunung masih menggenggam teguh warisan karuhun dengan teratur membuat ruwatan serta tolak bala supaya dihindarkan dari bencana.
"Orang-tua dahulu kala seringkali membuat adat ruwatan di Kawah Ratu dengan bawa beberapa sesajen seperti rujak kelapa, pisang, roti, candil, sayur kelor, ayam bakakak, tumpeng dan sebagainya, persisnya pada malam Selasa serta malam Jumat Kliwon," paparnya.
Tetapi bersamaan perubahan zaman, kepedulian pada alam serta keyakinan jaga warisan budaya jadi penghormatan pada penguasa gunung serta rimba makin habis terkikis.
"Ruwatan ialah adat keyakinan nenek moyang semenjak zaman dulu. Bukan bentuk kemusyrikan, sebab tidak ada Tuhan tidak hanya Allah yang pantas disembah," pungkasnya.
Posting Komentar
Posting Komentar