Kisah Nyata, Cerita Misteri Kos Angker di Dekat PTN
Saat itu, saya ialah mahasiswa baru dalam suatu Kampus Negeri. Begitu senangnya saat itu, saya adalah salah satunya siswa yang diterima dari banyaknya siswa yang berlomba untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Di pikiran saya kuliah itu benar-benar asik, jauh dari pengawasan orangtua, jauh dari peraturan-peraturan seperti di dalam rumah.
Saya bersama dengan dua rekan saya berencana untuk sewa satu rumah menjadi kost sepanjang satu tahun. Kami pilih rumah yang cukup jauh dari pemukiman dengan arah menghindarkan kebisingan-kebisingan. Hari pertama, demikian bahagianya kami saat sukses sewa rumah yang lumayan besar dengan 3 kamar, kami bebas untuk hidupkan musik sekeras-keras kemungkinan, kami bertiga benar-benar solid dapat disebutkan semacam itu.
Dengan aktivitas kuliah semasing yang benar-benar padat, kami juga jarang-jarang berkomunikasi, kami seringkali menyendiri di kamar semasing. Tidak berasa telah dua minggu kami jarang-jarang berkomunikasi serta repot bergelut dengan masalah pribadi. Situasi semacam ini berlangsung telah dua bulan, tanpa ada diakui dengan kurangnya komunikasi kami ini, membuat semasing dari kami cukup peka terakhir itu.
Kami seringkali berkelahi beberapa hal yang remeh, seperti berebutan mandi, sama-sama perintah membersihkan kost, isi air, dan lain-lain. Kemungkinan tidak terhitung seberapa banyak kami berkelahi saat itu, masuk bulan ke-3, semasing dari kami seringkali bermalam ke kost rekan, ke sekret organisasi, serta ada pula yang seringkali bermalam di rumah keluarga. Walau kami seringkali tidur di luar, minimum dua minggu kami kumpul di kost.
Keganjilan untuk keganjilan mulai berlangsung, dari mulai sapu jatuh sendiri, pagar terbuka serta tertutup sendiri, suara air dari toilet, suara orang bicara, waktu malam kost kami itu benar-benar ramai rasa-rasanya. Walau sebenarnya tidak ada siapa saja, yang lebih parahnya dua rekan saya seringkali jatuh sakit, seperti tanda-tanda demam tiba-tiba serta ada yang muntah darah. Namun, kami masih berpikir logis, itu kemungkinan dikarenakan kelelahan atau ada salah makan.
Waktu itu malam jumat salah satunya rekan saya, sedang telponan dengan pacarnya. Umumnya ia seringkali bercakap sama ibu pacarnya, maklum jalinan mereka telah disetujui dapat disebutkan semacam itu. Waktu telponan dengan rekan saya, ibu pacarnya memerintah rekan saya diam. Rekan saya juga terkejut serta ikuti nasehat dari ibu itu. Lantas ibu itu mengatakan, sedang sama siapa kamu saat ini? Rekan saya menjawab “kami bertiga bu, tetapi dikamar semasing sekarang”.
Ibu itu lantas mengatakan “ada suara orang yang bercakap disamping rekan saya” rekan saya juga ketakutan. Ibu itu memberi pesan “malam ini kalian tidur satu kamar saja, serta esok pagi kamu jumpai ibu, sekalian memberi perintah untuk memfoto semua pojok kost kami”. Malam itu kami benar-benar ketakutan, dengar pengucapan dari ibu itu, sebab ibunda pacar saya terhitung orang pandai yang dapat lihat beberapa hal demikian.
Keesokannya rekan saya langsung ke arah rumah pacarnya, sekalian bawa photo yang telah di print padanya. Dari sana ibu mengatakan bahwasannya rumah yang kami huni, ada beberapa sekali penunggu. Dia juga mengatakan jika kost kami itu dahulunya ialah klinik, banyak mayat bayi yang wafat tidak dikuburkan, langsung di buang lewat aliran pembuangan umumnya sebab keguguran.
Serta banyak pula orang yang dirawat di klinik itu wafat, hingga jiwa mereka masih terkurung dari sana. Serta ibu itu mengatakan, makhluk dari sana akan ambil tumbal dari kami, bukan lewat mereka langsung yakni membuat kami sama-sama bunuh, patut kami rasakan emosi yang tidak konstan di dalam kost tersebut”. Rekan saya juga pulang serta menjelaskan segala hal pada kami berdua, mulai sejak itu saat ingin pulang ke kost kami sama-sama nantikan, sebab takut pulang sendirian.
Cemas dengan semua ketakutan serta ketidak pastian itu, kami juga cari tahu tentang kebenaran tentang kost kami itu sisa klinik, kami menanyakan pada tetangga paling dekat, mereka menyetujui kebenaran akan hal tersebut, namun mereka tidak paham tentang mayat bayi yang seringkali dibuang demikian saja di klinik itu. Waktu itu, kami baru tahu mengapa kost kami terdiri atas 3 kamar, yakni sisa Ruangan Administrasi, Ruangan Rawat Inap, Ruangan Apotek/Obat.
Karena insiden itu, Salah satunya rekan saya ada yang mengundurkan diri serta pilih untuk berhenti kuliah, yang satunya geser ke kost lain. Lantas saya juga bergegas cari kost baru. Demikian, kost itu masih simpan banyak misteri, serta dari sana ada satu ruang yang ditutup dengan kayu, akan saya katakan pada narasi setelah itu. Terima kasih.
Posting Komentar
Posting Komentar