Bikin Merinding! Jangan Pernah Melalui Jalan Ini Waktu Malam
Sesudah Kahang sebaiknya belok kiri serta ikuti jalan dari Felda Nita ke Mersing. Tetapi Azhar lakukan kekeliruan sebab ia ambil jalan lain.
Mobil Azhar justru masuk Rimba Jemaluang pas jam 11 malam. Tidak ada kendaraan yang mereka dapatkan sesudah Kahang barusan. Telah sepi, jalannya berbelok-belok serta sempit juga.
Belum juga kabut putih serta tebal makin meningkatkan situasi seram. Istri serta anak-anaknya mulai marah-marah kenapa Azhar ambil jalan itu.
"Saya coba menentramkan mereka. Jangan berpikir yang bukan-bukan, masih ada orang yang tinggal di kanan kiri jalan. Coba lihat di tepi rimba ada banyak sinar pelita. Itu rumah-rumah masyarakat asli sini," kata Azhar coba menentramkan keluarganya.
Dengar beberapa kata Azhar, istri serta anak-anaknya mulai sedikit tenang. Tetapi tidak selama-lamanya ada lampu-lampu pelita di kanan kiri jalan.
"Seingat saya, sesudah 3 jembatan kecil itu, telah tidak lagi ada kelihatan lampu-lampu pelita. Kami berlima baru sadar saat ini membelah kesunyian malam ditengah-tengah belantara Jemaluang tanpa ada jaringan hp benar-benar," kenang Azhar.
Waktu itu Azhar cuma dapat berdoa meminta keselamatan pada Allah SWT. Ia menyesal mengapa ambil jalan yang menyeramkan itu.
Mobil Azhar terus membelah jalan sunyi Rimba Jemaluang yang lurus dengan kecepatan tinggi. Pada akhirnya ia sampai di wilayah yang pohon-pohonnya mulai jarang-jarang.
Azhar terus menentramkan istri serta anak-anaknya. Ia memerintah mereka membaca dalam hati ayat suci Alquran apapun yang dapat diingat.
Waktu memberi pesan itu mobil Azhar seperti menabrak suatu hal. Dentuman kuat membuat mobilnya berputar-putar sampai berhenti di semak-semak pinggir jalan.
Ada kubangan air di depannya. Mujur, mesin serta lampu mobil masih dapat menyala.
Azhar berusaha untuk memundurkan mobilnya tetapi tidak bergerak. Beberapa anak telah menangis ketakutan, sesaat istrinya mengomel tiada henti.
"Saya saat itu kalut serta tidak dapat berpikir dengan jernih. Ditambahkan jaringan hp tidak ada serta tidak kelihatan satu juga mobil yang melalui," kata Azhar.
Mendadak, ada beberapa orang berkerumun di luar mobilnya. Entahlah siapa mereka Azhar tidak paham. Azhar tidak berani buka jendela ditambah lagi pintu mobilnya cuma untuk sebatas menanyakan.
Dalam gelapnya malam itu, Azhar lihat beberapa orang itu membuat isyarat tangan supaya ia mencapai gas kuat-kuat sesaat mereka menggerakkan mobil.
"Mereka kira-kira 10 orang menggerakkan mobil saya sampai terlepas dari semak-semak. Saya juga bernapas lega.
"Beberapa anak terus menangis, hanya istri saya yang terbeliak memandang saya. Saya menanyakan 'Kamu ini mengapa?'. Istri saya malah balik menanyakan 'Ke mana beberapa orang barusan?'," kata Azhar.
Azhar baru sadar, mendadak situasi jadi sepi. Beberapa orang barusan mendadak musnah entahlah pergi ke mana. Walau sebenarnya ia belum berterima kasih serta berteman dengan mereka.
Tanpa ada berpikir panjang serta mandi keringat sebab ketakutan, Azhar selekasnya pergi dari tempat seram itu. Mereka juga sampai di Tenggaroh seputar jam 2 pagi.
Tetapi Azhar memberi pesan pada keluarganya tidak untuk menceritakan mengenai pengalaman mistik yang mereka alami malam itu.
Namun Azhar tidak bisa tidur pikirkan insiden itu serta tubuhnya menggigil esok harinya.
Posting Komentar
Posting Komentar