Cerita Mistis: Kawan, Saya Datang Untuk Cari Tubuhku yang Hilang
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpji7OcbvwOE3LFqpQb8pdFkEycPCwwqv6hAhwVFSuADCFxiw-eMn1Erakyc_XTiJOYiKznetKPzNgmYInUHu1kwKs2B9TmwdKkxtjr0a7DlUy0S3Wpx1iIrBx1pYtW_JqMKlfOjfyNMmx/s640/seram.jpg)
Kerja dalam suatu perusahaan kayu tidak gampang. Saya sendiri mengaku hal itu. Terkadang masuk malam atau masuk siang. Jika telah masuk malam kami harus bertanding dengan hembusan angin kencang dari laut serta kantuk yang mengagumkan. Saya sendiri baru masuk dengan perusahaan itu awal 2015 kemarin.
Kerjaan kami hanya satu menarik kayu masuk ke penggilingan agar jadi chip (potongan kayu yang kecil-kecil). Ruang ini benar-benar beresiko sekali karena ada pisau penggilingan yang benar-benar tajam. Cuma hitung detik karena itu pohon kayu yang sangat besar itu bisa saja kecil sekali.
Ngeri sekali memandangnya, tetapi tuntutan ekonomi membuat kami tidak memiliki alternatif lain. Pada sebuah group yang bekerja ada 14 orang yang kerja pada sebuah line mesin. Tiap dua orang layani satu mesin, dari mulai pengupasan sampai masuk ke penggilingan. Semua ditangani dengan setahap.
Jika hadir kayu yang enak (gampang terpotong) umumnya kami benar-benar enjoy kerja. Sering kami dapat istirahat tidur dua jam sesudah semua kayu terpotong kecil-kecil.
Tetapi untuk tidak malam itu, kami kerja berat sekali karena kayu yang hadir tidak seperti umumnya. Keras serta banyak kulit kayunya, tidak dapat dihitung mesin pemotong sampai macet berulang-kali. Walau sebenarnya kata rekan pisau itu barusan ditukar yang baru.
Jadi sebagian orang harus hadir ke mesin pengupasan untuk menolong kami. Waktu itu kami tidak mempunyai perasaan yang aneh serta mengharap kayu-kayu itu selekasnya terpotong serta kami dapat istirahat. Kalaulah tidak usai pun tidak apa-apa karena esoknya masih ada group lain yang akan melakukannya.
Sampai terdengar suara meminta tolong dari mesin penggiling. Langsung saja kami lari ke arah tempat itu serta lihat Pak Darmi yang telah tiba terlebih dulu.
Live Instagram, Tiba-tiba Lampu Mati serta Kesurupan, yang Tonton Ketakutan!
Mukanya cemas serta mengontak faksi kantor dengan HT kepunyaannya sedang di mesin penggilingan badan Pak Rodwan telah hancur serta halus seperti daging cincang.
Tidak jelas mana yang kaki atau mana yang kepala.
Darah fresh Pak Rodwan melumuri pisau penggiling serta ada yang bersatu dengan chip. Atas pendapat dari Pak Serpo (orang kantor) kami diminta bersihkan daging Pak Rodwan dengan Skop sedang kayu-kayu yang bersatu darah diambil Pak Serpo untuk dikuburkan di belakang kantor.
Pagi juga hadir serta insiden itu jadi buah bibir di semua karyawan baik level atas sampai yang bawah seperti kami ini. Dua hari selanjutnya hadir utusan dari pemerintah kota serta berikan teguran keras pada perusahaan tempat kami kerja.
Garis besar peringatan itu menjelaskan jika ada insiden sama karena itu perusahaan akan ditutup dengan paksa.
Kata Pak Darmi, "Pak Rodwan saat itu jatuh terpeleset saat berupaya masukkan kayu ke penggilingan tetapi sial dianya justru turut masuk ke penggilingan".
Pak Darmi juga berupaya untuk cepat membantu tetapi tidak keburu.
Jika diingat-ingat suara badan Pak Rodwan itu bunyinya kretak... kretak... kretak, sama seperti kayu sengon yang masuk ke penggilingan, Tutur Eris menirukan perkataan Pak Darmi.
Kemudian arwah Pak Rodwan bergentayangan. Ada yang pernah memandangnya berdiri di dekat konveyor dengan mukanya pucat dan penuh dengan darah mulai kepala sampai ujung kaki.
Penampakkan wujudnya bukan hanya sekali tetapi berkali-kaki. Jika telah siang aman saja tetapi waktu malam situasi beralih 180 derajat, seram serta menakutkan sekali. Banyak yang bergabung di kantor atau di dekat Jetty agar aman.
Dikarenakan itu shift malam tidak berjalan secara baik sepanjang satu minggu karena penampakan hantu Pak Rodwan. Saya serta rekan-rekan pernah memandangnya serta Pak Rodwan mengatakan tengah cari seorang rekan.
"Aduh jika ia masih hidup sich oke-oke saja mas tetapi jika telah meninggal dunia beda ceritanya", kata Eris.
"Kita tidak paham siapa yang dicari, entahlah itu masalah hutang menghutang atau apalah. Dibanding mengambil risiko mending resign saja", katanya sekalian menyalakan sepuntung rokok baru.
Posting Komentar
Posting Komentar