dxWTmps04GApoC9lJuKxAPUsq4Yojyvl5n9xlx3s
Viral! Supersemar di Tahun Politik, Misteri Riwayat di Laci Cendana

Viral! Supersemar di Tahun Politik, Misteri Riwayat di Laci Cendana




Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) ini hari diperingati di usianya yang ke-53 tahun. Supersemar ialah surat perintah yang berisi petunjuk Presiden Sukarno pada Soeharto untuk ambil semua aksi buat menangani kondisi keamanan pada 1966.
Surat perintah itu di tandatangani Presiden Sukarno pada 11 Maret 1966. Surat itu berisi perintah, diantaranya ambil semua aksi yang dipandang butuh untuk terjaminnya keamanan serta ketenangan dan konsistensi jalannya pemerintahan serta jalannya revolusi.

Surat itu memerintah pada Soeharto--saat itu Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan serta Keteraturan (Pangkopkamtib)-- untuk jamin keselamatan pribadi serta kewibawaan Sukarno jadi kepala negara serta presiden.

Di luar istana negara waktu itu, tersisa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) masih berkecamuk. Inflasi tidak ketahan di angka 30 % Semenjak 1959. Pada masa 100 menteri Februari 1966, inflasi merayap sampai 3.000 %. (DR AH Nasution, Penuhi Panggilan Pekerjaan, 1986. CV Haji Masagung).
Jadi masalah serta masih membeban dalam riwayat, bukti fisik Supersemar sampai sekarang masih jadi misteri. Memang benar ada empat versus surat itu dengan fisik yang sempat digenggam Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Tetapi ke-3 versus naskah Supersemar dinyatakan palsu. Supersemar masih jadi misteri.

Supersemar di Tahun Politik, Misteri Riwayat di Laci CendanaSoeharto. (Dok. Spesial)
Kepala Pusat Layanan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) waktu itu, Binner Sitompul mengutarakan surat bersejarah itu sampai sekarang belum diketemukan.
"Pada empat naskah Supersemar yang ada sekarang, tetapi keempat-empatnya belumlah ada yang asli," tuturnya, Senin 17 Maret 2014, berdasar arsip Di antara.

Ikhitiar mengenai penelusuran kehadiran Supersemar pernah dibahas Eros Djarot, dkk dalam bukunya 'Misteri Supersemar' (2006, CV Mediakita). Naskah Supersemar disadari diketik oleh Eli Ebram, staf asisten I Intelijen Resimen Cakrabirawa. Profesi militer Ebram tamat pada 1967. Ia diamankan, dipenjara sepanjang 12 tahun tanpa ada peradilan. Terlepas dari penjara, ia diteror tidak untuk membuka suara masalah isi Supersemar.
Dalam pengakuannya, naskah Supersemar diketik berlapis karbon untuk tiga rangkap. Supersemar yang diketiknya dibikin dua halaman. Bung Karno minta spasi dua jadi pemisah antarbaris. Pengetikan dikerjakan di kamar pribadi Bung Karno.

"Saya yang menulis, dibarengi Sabur (ajudan penting Bung Karno). Bung Karno sendiri mondar-mandir sekalian mendikte. Tanpa ada pakaian kebesaran, pakaian enjoy. Tidak gunakan peci," tutur Ebram (hlm20).

Ebram menjelaskan Supesemar terbagi dalam empat point, yang diingatnya cuma pokok-pokoknya saja. Tentang ajaran, pengaturan, serta laporan. Ebram tidak menyebutkan tentu masalah pembubaran PKI, ditambah lagi perpindahan kekuasaan.


Peringatan Supersemar di tahun politik
Peringatan Supersemar ke-53 sekarang ada ditengah-tengah hingar bingar tahun politik. Peringatan Supersemar jatuh satu bulan mendekati penyelenggaraan Pemilihan presiden pada 17 April 2019. Kenyataannya, Supersemar terlihat seakan bukan komoditas politik yang seksi buat dua tim capres-cawapres: Jokowi-Prabowo.

Puteri Proklamator Sukarno, Megawati Sukarnoputri akui sudah cukup menuai pelajaran dari riwayat panjang Supersemar. Megawati yang Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu akui seakan mencukupkan misteri surat itu terkubur, diam di satu ruangan sunyi.

"Kita belajar dari Supersemar. Saya tetap menjelaskan, jangan sampai mencela Pak Harto," sebut Megawati, Januari yang lalu, di depan kader-kadernya. Tetapi Megawati kembali kenang, waktu itu Supersemar membuat sang ayah di turunkan dengan tidak baik. "Benar-benar tidak baik," tutur Megawati.

Tafsiran Supersemar oleh Soeharto memang jadi fatal buat Sukarno yang bernafsu melanggengkan kekuasaan seumur hidup. Melalui Supersemar, satu hari sesudahnya, Soeharto membuyarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan Surat Ketetapan Presiden No. 1/3/1966. Supersemar membikin Soeharto menerbitkan Surat Ketetapan Presiden No. 5 tanggal 18 Maret 1966 mengenai penahanan 15 orang menteri yang dipandang berkaitan PKI serta terjebak Pergerakan 30 September 1965.

Ujungnya, Supersemar seakan jadi legitimasi Soeharto merayap ke bangku istana, merampas takhta pimpinan negara dari Sukarno. Peta politik dunia beralih. Dari sana, gendang lahirnya orde baru ditabuh, abadi sepanjang 32 tahun.

Sejarawan Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Ada menampik analisis mengenai otentisitas Supersemar dicukupkan oleh bangsa Indonesia. Asvi menampik faksi yang berasumsi cari pembuktian riwayat Supersemar bermakna cari sela untuk mencela Soeharto. Supersemar selalu jadi beban riwayat, katanya, sampai bangsa selesai temukan versus aslinya.

"Naskah valid harus dicari. Ini bisa menjadi pelajaran riwayat. Saat kita berasumsi Soeharto diberi amanat, harusnya dia menyelip di dalam rumah Soeharto. Di Cendana," kata Asvi Warman, dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (11/3).

Ditambah lagi, katanya, Supersemar sudah ditasbihkan jadi satu arsip yang masuk dalam penelusuran Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
"Serta sekarang siapa saja yang temukan, akan mendapatkan hadiah Rp1 miliar. Itu jelas," tegas Asvi.

Menurut dia, waktu berikut semua warga Indonesia harusnya berlomba cari naskah asli Supersemar. Pemerintah, katanya, tinggal menunjukkan berapa beranikah memeriksa isi tempat tinggal Soeharto untuk mengecek dokumen bersejarah itu.

"Kebenaran riwayat perlu tetap dibuktikan. Bisa atau mungkin tidak itu lain masalah. Itu kan belum dicari. Sudahkah di Cendana dicari?," kata Asvi memperjelas.
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar